Lombok, selain terkenal dengan keindahan alam, mutiara, dan kerajinan gerabah Banyumulek, juga memiliki banyak tradisi unik, salah satunya adalah Lebaran topat.
Lebaran Topat merupakan tradisi warga Lombok yang digelar setelah enam hari dari Hari Raya Idul Fitri. Tradisi ini merupakan tradisi leluhur di Lombok yang sudah ada ratusan tahun lalu. Lebaran topat sendiri berasal dari kata Lebaran Ketupat yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia saat Lebaran tiba.
Ketupat sendiri menjadi bagian penting dari tradisi Lebaran Topat. Dengan bentuk persegi empat, ketupat merupakan cermin filosofi dari manusia yang terdiri dari air, tanah, api dan angin.
Pelaksanaan Lebaran Topat dimulai dari Makam Loang Baloq yang berlokasi di sebelah Pantai Tanjung Karang. Di sana, warga akan memanjatkan doa dan mencuci muka di makam keramat tersebut. Kegitan tersebut juga dilakukan di Makam Bintaro. Lokasi dua makam tersebut merupakan makam bersejarah di pulau Lombok.
Saat datang ke makam, para peziarah membawa bekal masing-masing, seperti plecing kangkung, ayam, daging, opor telur, sayur paku dan pakis, urap, dan tidak lupa pula ketupat.Perbekalan tersebut akan dimakan bersama di halaman sekitar makam. Kemudian dilanjutkan dengan menyusuri tepian pantai sambil membawa ketupat dari Pantai Bintaro sampai Pantai Tanjung Karang.
Tidak sampai di situ, tradisi ini dilanjutkan dengan tradisi yang juga unik di Lombok, yaitu tradisi Perang Topat. Perang topat merupakan cerminan kerukunan umat Islam dan Hindu di Lombok. Dalam perang topat ini, umat Muslim dan Hindu menggunakan pakaian adat Sasak dan Bali saling lempar ketupat.
Perang Topat sendiri merupakan ungkapan rasa syukur atas keselamatan, sekaligus memohon berkah kepada Sang Pencipta. Upacara tersebut dilakukan di Pura Lingsar, Lombok Barat. Bagaimana? Tertarik untuk menyaksikan tradisi unik ini? Yuk, ke Lombok :)
![]() |
foto: liburanmurahlombok.com |
Lebaran Topat merupakan tradisi warga Lombok yang digelar setelah enam hari dari Hari Raya Idul Fitri. Tradisi ini merupakan tradisi leluhur di Lombok yang sudah ada ratusan tahun lalu. Lebaran topat sendiri berasal dari kata Lebaran Ketupat yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia saat Lebaran tiba.
Ketupat sendiri menjadi bagian penting dari tradisi Lebaran Topat. Dengan bentuk persegi empat, ketupat merupakan cermin filosofi dari manusia yang terdiri dari air, tanah, api dan angin.
Pelaksanaan Lebaran Topat dimulai dari Makam Loang Baloq yang berlokasi di sebelah Pantai Tanjung Karang. Di sana, warga akan memanjatkan doa dan mencuci muka di makam keramat tersebut. Kegitan tersebut juga dilakukan di Makam Bintaro. Lokasi dua makam tersebut merupakan makam bersejarah di pulau Lombok.
Saat datang ke makam, para peziarah membawa bekal masing-masing, seperti plecing kangkung, ayam, daging, opor telur, sayur paku dan pakis, urap, dan tidak lupa pula ketupat.Perbekalan tersebut akan dimakan bersama di halaman sekitar makam. Kemudian dilanjutkan dengan menyusuri tepian pantai sambil membawa ketupat dari Pantai Bintaro sampai Pantai Tanjung Karang.
Tidak sampai di situ, tradisi ini dilanjutkan dengan tradisi yang juga unik di Lombok, yaitu tradisi Perang Topat. Perang topat merupakan cerminan kerukunan umat Islam dan Hindu di Lombok. Dalam perang topat ini, umat Muslim dan Hindu menggunakan pakaian adat Sasak dan Bali saling lempar ketupat.
Perang Topat sendiri merupakan ungkapan rasa syukur atas keselamatan, sekaligus memohon berkah kepada Sang Pencipta. Upacara tersebut dilakukan di Pura Lingsar, Lombok Barat. Bagaimana? Tertarik untuk menyaksikan tradisi unik ini? Yuk, ke Lombok :)
0 Response to "Lebaran Topat di Lombok"
Post a Comment