7 "Dosa" Besar Saat Bercinta


KOMPAS.com - Banyak dari kita yang melakukan kesalahan saat bercinta dengan pasangan, entah itu disengaja atau tidak. Sekali-dua kali sih tak mengapa, tapi kalau kesalahan itu dilakukan terus-menerus tentunya tak baik untuk hubungan berpasangan. Karena, beberapa dari kesalahan tersebut mungkin saja tak bisa dimaafkan. Berikut tujuh kesalahan yang sering dilakukan pasangan, menurut pakar perilaku dan penulis buku Fabulous Foreplay - The Sex Doctor's Guide To Teasing And Pleasing Your LoverDr Pam Spurr.

Hanya mementingkan kebutuhan diri sendiri
Ambil contoh ketika sedang melakukan seks oral. Pasangan ingin mendapatkan "layanan" tersebut, tetapi tak ingin memberikan "layanan" yang sama untuk Anda. Sebagian pria menghindari seks oral karena mereka tidak yakin bagaimana melakukannya. Melakukan kesalahan, atau tak berhasil membuat Anda menikmatinya, akan merusak egonya. Jika salah satu dari pasangan tidak tahu bagaimana melakukan teknik tertentu, Anda bisa minta diarahkan supaya tahu apa yang nyaman dan menyenangkan untuk pasangan kan?
Mengulang-ulang cara yang sama
Mungkin saja Anda atau si dia hanya bisa terangsang atau mencapai orgasme bila melakukan posisi seks tertentu. Nggak salah, sih. Tetapi sebaiknya Anda tidak berkeras melakukan cara-cara yang sama; bagaimana pun tujuan bercinta tidak sekadar mencapai orgasme kan? Nah, selain itu, Anda berdua harus saling berkomitmen untuk saling memenuhi kebutuhan satu sama lain. Misalnya, si dia hanya bisa mencapai klimaks bila memakai gaya misionari. Maka, ia pun harus mau memakai gaya lain untuk membantu Anda mencapai orgasme.

Mengucapkan kata-kata yang kasar
Dirty talk memang kadang dibutuhkan untuk meningkatkan gairah pasangan. Misalnya, mengatakan betapa Anda mengagumi tubuhnya dan ingin menyentuhnya. Untuk melakukannya, Anda bisa memulai dengan perlahan-lahan supaya pasangan tidak kaget. Tetapi, masing-masing harus tahu apa bedanya dirty talk dan berbicara dengan kasar. Berbicara kasar lebih berkaitan dengan merendahkan posisi salah satu pasangan, sehingga membuat Anda atau dia tersinggung (Baca juga: Berani Melakukan Dirty Talk?)
Tidak menjaga higienitas diri
Kalau sekadar bersendawa atau kentut, Anda bisa langsung meminta maaf dan menertawakan saja insiden tersebut (daripada dibawa berantem, kan?). Tetapi, jangan melakukan hal itu dengan sengaja untuk membuatnya tertawa. Lalu, yang lebih penting adalah menjaga kebersihan diri. Belum gosok gigi, tubuh masih bau keringat, atau tangan belum dicuci sehabis memegang benda-benda di rumah. Mandilah lebih dulu. Bila ia menolak, temani saja. Hitung-hitung sekalian foreplay. Kemudian, sehabis berhubungan intim, bersihkan area vagina supaya sisa cairan sperma yang tumpah tidak malah membuat kuman berkembang biak. Anda tentu tak mau jadi keputihan karenanya (Baca juga:Mandi Dulu Sebelum Berintim-intim!).

Tertidur di tengah sesi bercinta
Yah, beginilah kalau Anda tak sanggup menolak ajakan pasangan untuk berhubungan intim, padahal Anda sudah ngantuk berat. Saat foreplay saja Anda sudah menguap berulang kali. Belaiannya yang lembut  bukannya membangkitkan gairah, malah meninabobokan Anda. Yang Anda pikirkan hanyalah, kapan sesi ini berlalu. Ladies, ekspresi Anda yang tak acuh itu bisa melukai perasaannya, lho. Kalau Anda memang tak sanggup menolaknya, maka Anda harus mengumpulkan energi untuk membalas sentuhannya.
Dosa yang lain berkaitan dengan tidur adalah seperti ini: ketika Anda ngantuk berat, si dia berkeras Anda harus mau berhubungan intim. Tetapi giliran dia yang mengantuk, dia akan langsung tidur saja tanpa memedulikan Anda. Ini artinya hubungan Anda tidak seimbang.

Terlalu cepat ejakulasi
Idealnya, perempuan mencapai klimaks lebih dulu. Karena kalau laki-laki yang orgasme duluan, Anda berdua harus memulai lagi dari awal supaya Anda bisa orgasme, dan ini tentu butuh waktu lama. Yang parah, laki-laki sering tak mau bilang kalau ia sudah hampir ejakulasi. Padahal, memberitahu pun bukan berarti tindakannya sudah benar. Artinya, ada ketidakseimbangan relasi seksual antara Anda dan dia. Pria harus lebih mampu mengontrol ejakulasinya, dan memastikan bahwa pasangannya pun menikmati sesi bercinta ini.

Membanding-bandingkan dengan mantan
Mungkin si dia sebenarnya ingin mengungkapkan bagaimana sesuatu harus dilakukan, terutama jika Anda belum berpengalaman. Tetapi, masa sih harus mengambil contoh dari mantan kekasih atau mantan istrinya? Meskipun hal itu berguna, Anda mungkin tak ingin mendengarnya karena hal itu berkaitan dengan mantannya. Anda merasa dibanding-bandingkan, dan fakta bahwa si mantan lebih berpengalaman dari Anda, tentu akan menyakitkan bagi Anda. Lebih baik, Anda berdua saling mengeksplorasi dari awal, karena toh setiap orang berbeda.


Sumber: NineMSN

Related Posts:

Daftar Gratis dan Langsung dibayar | Raih Penghasilan Online Jutaan Rupiah hanya dengan sekali daftar


Berfikir positif, Ambil Keputusan dan Lakukan Action kata-kata yang tepat untuk melakukan bisnis ini. bisnis ini sangat mudah dan menjanjikan sekali. Anda dapat meraih passive Income jutaan rupiah hanya dengan sekali daftar dan luarbiasanya lagi sekali daftar gratis Anda langsung dibayar.

Salah satu tipe orang yang merugi adalah orang yang tidak mau mencoba. maka kali ini saya rekomendasikan Anda untuk mencoba peluang bisnis ini. 


Bisnis Apakah itu...?

Sahabat netter yang budiman,
Uang selalu dibicarakan setiap hari. Uang, selalu dicari. Tetapi, berapa banyak orang yang beruntung bisa mendapatkan uang banyak dengan mudah dan halal ?
Perhatikan orang-orang yang mencari uang dari pagi sampai sore … terhimpit beban pekerjaan, penuh keringat, terjebak kemacetan, ditekan atasan dlsb ... Namunbagaimana hasilnya ? Tidak seberapa ! ... Bahkan masih jauh dari menyenangkan …!
Sebagian lagi mungkin sedang bingung mencari tambahan uang untuk membayar hutang, biaya pengobatan, biaya pendidikan, kredit kebutuhan rumah tangga, modal menikah, modal bisnis, modal pensiun dan keperluan lainnya ... Anda salah satunya?
Jika jawaban Anda adalah "Ya", teruskan membaca …!
Melalui bisnis UangDownload!, dalam beberapa waktu kedepan Anda akan mendapat penghasilan, langsung ditransfer ke rekening Bank Anda. Dan, ... sementara itu, Anda bisa men-download ribuan software aplikasi, eBook, games, film, video, MP3, tutorial, template, plug-in dan Script-script PHP / CGI / Java / JavaScript / ASP / CMS siap pakai yang sangat bermanfaat bagi Anda, apapun hobby dan profesi Anda !

Baca Selengkapnya dan JOIN DISINI

Related Posts:

Halal-Haram Pacaran (Dalil Mana Yang Lebih Kuat?)


Para penentang pacaran islami berlandaskan dalil. Para pendukung pacaran islami pun berdasarkan dalil. Manakah dalil yang lebih kuat antara keduanya?
Pada garis besarnya, sebagaimana tercantum di halaman Kritik, penentang pacaran islami mengemukakan dalil-dalil:
  • Mendekati zina itu terlarang.
  • Menikah itu dianjurkan.
  • Tanazhur pra-nikah itu dianjurkan. (Adapun taaruf pra-nikah tidak ada dalilnya.)
Kuatkah dalil-dalil tersebut? Ya dan tidak. Dalil-dalil tersebut cukup kuat bila dihadapkan dengan pacaran non-islami, tetapi lemah bila dihadapkan dengan pacaran islami. Letak kelemahannya adalah penempatannya yang tidak pada tempatnya.
Mengapa bisa kita katakan bahwa dalil-dalil tersebut tidak pada tempatnya? Sebabnya:
Bagaimana dengan dalil yang dipegang oleh para pendukung pacaran islami? Benarkah ada dalil yang menguatkan keberadaan pacaran islami?
Sebagian besar penentang pacaran islami menyangka, keberadaan pacaran islami tidak didukung dengan dalil sama sekali. Bahkan, mereka mengira, pacaran islami ini merupakan bid’ah yang sesat dan menyesatkan. Padahal, seandainya mereka membaca dengan cermatbuku-buku (dan artikel-artikel) pacaran islami, tentu mereka jumpai dalil-dalil yang menguatkan keberadaan pacaran islami. Tiga diantaranya adalah sebagai berikut. (Dua dalil pertama bersifat umum, tidak hanya mengenai pacaran, sedangkan dalil ketiga jelas-jelas mengenai pacaran.)
  1. Mengenai hubungan antar manusia, pernah Rasulullah saw. bersabda: “Segala yang tidak disinggung-Nya itu tergolong dalam hal-hal yang dibolehkan-Nya.” (Shahih al-Jami’ ash-Shaghir, hadits no. 3190) Karena pacaran tidak disinggung dalam Al-Qur’an, kehalalannya tidak mustahil.
  2. Nabi saw. bersabda, “Kamu lebih tahu tentang urusan duniamu.” (HR Muslim) Hadits inilah yang menjadi dasar kaidah ushul fiqih yang menyatakan bahwa pokok hukum dalam urusan muamalah adalah sah (halal), sampai ada dalil (yang qath’i) yang membatalkan dan mengharamkannya. Dengan kata lain, selama tidak ada dalil yang dengan tegas mengharamkannya, maka hukumnya tidak haram. Begitu pula perihal pacaran.
  3. Pada kenyataannya, budaya pacaran (percintaan pra-nikah) sudah ada pada zaman Rasulullah. Adakah dalil dari beliau yang mengharamkannya? Ternyata, beliau sama sekali tidak pernah mewanti-wanti para sahabat untuk tidak pacaran. Beliau tidak pernah mengharamkan pacaran. Bahkan, sewaktu menjumpai fenomena pacaran, beliau tidak sekedar membiarkan fenomena ini. Beliau bersimpati kepada pelakunya dan justru mencela sekelompok sahabat yang memandang rendah pasangan tersebut. Beliau menyindir, “Tidak adakah di antara kalian orang yang penyayang?” (HR Thabrani dalam Majma’ az-Zawâid 6: 209)
Jadi, dalil-dalil para pendukung islamisasi pacaran lebih kuat daripada dalil-dalil para penentang pacaran islami. Mudah-mudahan dengan penjelasan ini, kita tidak lagi membuang-buang energi untuk berdebat mengenai halal-haramnya pacaran. Sudah saatnya kita lebih berkonsentrasi pada bagaimana pacaran secara islami. Wallaahu a’lam.

Related Posts:

konsep mencari jodoh secara islami


Supaya Allah mengubah jodoh Anda (atau pun takdir Anda lainnya), Anda perlu berusaha dan berdoa. (Lihat artikel “Karena sudah ditakdirkan, perlukah mencari jodoh? ”.) Lantas, bagaimana konsep mencari jodoh secara islami?
Pada garis besarnya, sesuai dengan kaidah-kaidah ushul fiqih, ada dua bagian pada konsep-konsep mencari jodoh secara islami.
Pertama, dalam hal-hal yang berkenaan dengan aqidah dan ibadah mahdhoh (hubungan dengan Tuhan), yang islami adalah yang ada tuntunannya dari Allah dan Rasul-Nya. Dalam hal ini, yang tidak ada tuntunannya tidaklah islami.
Karena itu, diantara cara mencari jodoh yang tergolong islami adalah doa istikharah (sesuai tuntunan Rasulullah saw.).
Sedangkan yang tidak islami: mengikuti ramalan bintang, mengikuti ramalan paranormal, melakukan “istikharah” yang tergolong bid’ah, dsb. (Lihat M Shodiq Mustika dkk, Istikharah Cinta (Jakarta: Qultum Media, 2007), terutama bab “Cara Istikharah Menurut Sunnah Rasulullah”.)
Kedua, dalam hal-hal yang berkenaan dengan muamalah (hubungan dengan manusia), yang islami adalah yang tidak ada larangannya dari Allah dan Rasul-Nya. Dalam hal ini, yang ada dalil larangannya tidaklah islami.
Karena itu, diantara cara mencari jodoh yang tergolong islami adalah “gaul gaya rasul” (seluas-luasnya dan seakrab-akrabnya dengan lawan-jenis seperti Rasulullah), “pacaran islami” ala Ibnu Qayyim al-Jauziyyahala Abu Syuqqahala aktivis Tarbiyahala Aisha Chuang, dan sebagainya. (Keberadaan sebagian aktivis dakwah yang mengharamkan pacaran, dengan mengatakan bahwa “dalam syariat Islam tidak ada pacaran”, menunjukkan bahwamereka belum memahami kaidah ushul fiqih dan karakteristik hukum Islam.)
Sedangkan yang tidak islami adalah yang mendekati zina, melakukan zina, atau pun yang melakukan perbuatan terlarang lainnya (bahkan walaupun dilakukan oleh aktivis dakwah yangmengatasnamakan taaruf).

Related Posts:

Ciuman dalam Pacaran: antara fakta dan mitos


Sahabatku… pacaran adalah salah satu perbuatan yang mendekati zina yaitu zina mata, zina tangan, zina hati, zina kaki, zina mulut, dll. Kamu dapat berdalih bahwa bisa kok terbebas dari zina-zina itu ketika pacaran. Tetapi remaja jaman sekarang gitu loh!!. Kalau nggak pegangan tangan atau ciuman maka akan disebut ketinggalan jaman.
Masak, gitu sih? Ayolah kita analisis.
Istilah pacaran berasal dari kata “pacar” yang mendapat imbuhan “-an”. Kata “pacar” berasal dari bahasa Kawi (Jawa Kuno). Artinya: “calon pengantin”. Kata ini kemudian mendapat akhiran “-an” yang bermakna kegiatan. Jadi, pacaran adalah aktivitas persiapan menikah.
Gimana kalo pacarannya ditujukan untuk having fun, ikut-ikutan teman, biar keren, biar gaul, tanpa ada niatan sama sekali untuk menikah?
Yach, kalo gitu sih pacarannya menyimpang dari pengertian yang sesungguhnya. Coba deh, kita bandingin ama shalat. Menurut tuntunan aslinya, tujuan shalat adalah mengingat Allah. (Lihat QS Thaahaa [20]: 14.) Gimana kalo shalatnya ditujukan untuk sok alim, tanpa ada niatan sama sekali untuk mengingat Allah. Kalo gini sih shalatnya menyimpang dari pengertian yang sesungguhnya.

Begitu pula kalo pacarannya disertai dengan “mendekati zina”, seperti ciuman. Ini pun tergolong menyimpang. Sebab, pacar itu ‘kan baru sebatas calon pengantin. (Sekali lagi, ingatlah arti kata “pacar” dalam pengertian aslinya.) Nanti kalau sudah jadi pengantin, maksudku sudah terjadi akad nikah antara kedua pihak, baru deh kita boleh ciuman sepuas-puasnya.
Terus, apakah pacaran tanpa mendekati zina itu bukannya sekadar dalih untuk membela diri?
Yeeii…. Mau mengikuti jalan yang islami kok dibilang dalih. Enak aja! Mestinya kita dukung, dong! Jangan malah memelihara prasangka buruk! Apa nggak takut dosa lantaran prasangka buruk? Nggak lucu deh bila kita hendak mencegah orang lain berbuat dosa (dengan mendekati zina) tapi diri kita sendiri malah mengundang dosa (dengan menyebarluaskan prasangka buruk). Ironis gitu loh!
Bukannya pacaran tanpa ciuman itu ketinggalan zaman?
Memang, pacaran ala Nabi Muhammad saw. dan Khadijah r.a. tidaklah disertai dengan ciuman atau pun perbuatan nista lainnya. Begitu pula pacaran ala Ibnu Hazm al-Andalusi dan ala Ibnu Qayyim al-Jauziyyah. Semuanya terjadi pada berabad-abad yang lalu. Kalo mengikuti teladan beliau-beliau itu dibilang ketinggalan zaman, biar deh. Biar kuno, asal selamat (dunia-akhirat).
Lagian, hasil penelitian ilmiah yang obyektif (bukan prasangka yang subyektif) menunjukkan bahwa sebagian besar remaja kita yang pacaran di zaman sekarang ini melakukannya tanpaciuman. Jadi, pernyataan “pacaran tanpa ciuman ketinggalan zaman” itu merupakan mitos yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Nah, kini sikap kita terhadap mitos terserbut sebaiknya gimana?
Jika kita turut menyebarkan mitos tersebut, maka kita berdosa lantaran menyebarkan prasangka buruk yang tidak sesuai dengan kenyataan. Sebaliknya, berusaha mengenyahkan mitos jelek tersebut insya’ Allah akan membuahkan pahala dari sisi Allah SWT. Sebab, para pelaku pacaran akan semakin termotivasi untuk tidak lakukan ciuman (atau pun perbuatan nista lainnya), apalagi sampai kecanduan ciuman pacar.
Nah, mau menambah dosa atau pahala?

Related Posts:

Masih perawankah bila jari tangan masuk ke vagina?


Assalamu’alaikum Pa Ustad. sebenarnya saya malu untuk bertanya, tapi saya memberanikan diri. saya br putus 1 bulan yang lalu dengan pacar saya, saya sudah pacaran selama 2 tahun. selama pacaran saya pasti ke rumahnya.setiap saya kerumahnya selalu orang tua ngertiin, bahkan ninggalin saya dan pacar saya di ruang tamu.dalam kesempatan itu saya selalu melakukan cumbu sampi horni, bahkan jari2 saya masuk ke Vagina pacar saya …. kejadian ini berlangsung slm 2 tahun. Apakah Cwe saya masih perawan Pa? Sekarang cwe saya sudah pindah ke lain hati, yang lebih menyakitkan hati adalah sekarang cwe saya pacaran lagi sama pria yang sudah beristri.
Jawaban M Shodiq Mustika:
Wa’alaykumus salam.
Ya, putus hubungan cinta memang menyakitkan. Apalagi bila hubungan itu sudah segitu lama, sampai dua tahun. Apalagi pula, sudah begitu dekatnya kalian dengan perbuatan zina.
Sebenarnya, dua bulan yang lalu aku sudah membicarakan kasus serupa. Namun, berhubung ini merupakan tema yang penting dan menarik, aku tak keberatan untuk menambahkan penjelasan.
Hanya saja, aku mau interupsi dulu.
Aku tidak sependapat bahwa orangtua yang membiarkan anaknya begitu saja tanpa pengawasan hingga mendekati zina dikatakan “penuh pengertian”. Seharusnya, yang benar-benar penuh pengertian ialah yang melindungi anaknya dari berbagai keburukan, termasuk perihal mendekati zina itu. “Hai orang-orang yang beriman! Jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka. …” (QS at-Tahriim [66]: 6)
Demikian interupsiku. Kini, kujawab pertanyaanmu.
Prof. DR. Dr. Wimpie Pangkahila, Dokter Ahli Andrologi dan Seksologi, menjelaskan (Kompas Cyber Media, 10 Maret 2004):
Perawan tidaknya seorang wanita bukan ditentukan oleh utuh tidaknya selaput dara, melainkan oleh pernah tidaknya melakukan hubungan seksual. Artinya, wanita yang telah melakukan hubungan seksual disebut tidak perawan. Di pihak lain, wanita yang tidak pernah melakukan hubungan seksual tetapi selaput daranya robek karena melakukan masturbasi dengan memasukkan benda padat ke dalam vagina, tetap disebut perawan.
Yang dimaksud dengan hubungan seksual itu adalah masuknya alat kelamin pria ke alat kelamin wanita. Jadi, masuknya jari-jari ke vagina itu tidak menghilangkan keperawanan.
selaput dara dapat terkoyak seperti iniSungguhpun demikian, aktivitas tersebut BUKAN tergolong pacaran sehat. Sebab, disamping berdosa lantaran mendekati zina, perbuatan seperti itu dapat mengoyak selaput dara si cewek.
Terkoyaknya selaput dara itu dapat mengakibatkan perdarahan dan bisa pula tidak. Dokter Iwanmenerangkan:
… selaput dara seorang wanita kondisinya berbeda antara satu dengan yang lainnya. Ada wanita yang memiliki selaput dara yang tipis sehingga apabila melakukan hubungan seksual akan lebih mudah pecah tetapi ada pula wanita yang memiliki selaput dara yang kuat sehingga akan tidak mudah pecah. Pecahnya selaput dara juga tidak harus melalui hubungan seksual saja, bisa juga melalui aktifitas olahraga, benturan, senam dan sebagainya.
Bentuk selaput dara yang dimiliki oleh satu wanita dengan wanita yang lainnya juga tidak sama. Jika ia memiliki selaput dara yang kaya akan pembuluh darah, otomatis jika selaput dara itu pecah akan terjadi pendarahan yang cukup banyak. Sebaliknya jika selaput dara tersebut tidak memiliki pembuluh darah otomatis ketika pecah juga tidak menimbulkan pendarahan. Jadi pendarahan pada saat hubungan seksual tidak bisa dijadikan tolak ukur menilai keperawanan seorang wanita, justru pendarahan bisa saja terjadi karena pengencangan atau ketegangan pada vagina yang sering disebut sebagai kelainan vaginimus pada saat hubungan seksual dan jika selama melakukan hubungan seksual tidak menimbulkan ketegangan pada vagina tetapi dapat menikmatinya bersama maka kemungkinan terjadi pendarahan sangat kecil bahkan tidak ada. So.. jangan heran jika ada wanita yang telah berulangkali melakukan hubungan seksual namun sama sekali tidak pernah mengalami pendarahan sama sekali.
Warta Medika menegaskan:
Hymen atau selaput dara bukanlah indikator mutlak keperawanan seorang gadis. Selaput dara bisa saja sudah robek tetapi si gadis masih perawan, atau sebaliknya, selaput dara tidak robek padahal si gadis sudah tidak perawan. Hal ini bisa terjadi karena definisi “tidak perawan” adalah pernah melakukan hubungan seksual dengan lawan jenis, tidak peduli apakah selaput daranya robek atau tidak.
Hymen adalah lapisan mukosa yang mengelilingi atau menutupi sebagian dari muara vagina. Lapisan tersebut, seperti halnya mukosa vagina, juga mempunyai pembuluh darah dan pembuluh saraf. Oleh sebab itu, robekan pada hymen seringkali diikuti dengan perdarahan dan rasa nyeri.
Pada saat seorang gadis baru memasuki usia sekolah, selaput dara masih tipis dan bahkan hampir tembus cahaya. Oleh karena itu, pada usia ini, selaput dara lebih mudah mengalami robekan, terutama akibat olahraga seperti berkuda, bersepeda, atau senam.
Setelah pubertas, akibat pengaruh hormon estrogen, hymen akan sedikit menebal dan berwarna merah muda. Tapi perlu diingat bahwa ketebalan, bentuk, dan elastisitas hymen berbeda-beda pada setiap wanita.
Demikianlah jawabanku atas pertanyaanmu. Jelas, bukan?

Related Posts: