Era Baru dan Ketua Umum Baru PSSI Segera Muncul
C0I -Menpora mulai memanaskan sepakbola Indonesia. Tanda-tanda akan lahir era baru PSSI dengan munculnya Ketua Umum yang baru. Siapa itu.Hanya COI yang tahu!. Tunggu tanggal mainnya ....... Ikuti terus COI.
Tampaknya Federasi Sepakbola Internasional (FIFA) sudah memberikan sinyal bakal memberikan sanksi. Hal ini terkait dengan tidak berakhir dualisme organisasi meski sudah dilakukan penandatanganan kesepakatan (MoU) dan pembentukan Joint Committe yang dílakukan AFC.
"Sinyal-sinyal Indonesia bakal terkena sanksi sudah ada. Kemungkinan hal ini akan dibahas Menpora dengan pihak-pihak terkait dalam waktu dekat," kata sumber yang tidak mau disebutkan namanya.
Sebelumnya, Menpora Andi Mallarangeng mengatakan pihaknya akan menghubungi AFC untuk meminta penjelasan perkembangan JC. Padahal, ia mengaku sudah mendapatkan penjelasan pihak PSSI pimpinan Djohar Arifin Husin dan PSSI versi KLB Ancol pimpinan La Nyalla Mataliti.
"Saya ingin meminta penjelasan langsung kepada AFC pihak mana yang tidak menjalankan kesepakatan yang sudah ditandatangani," katanya.
Sebelumnya, mantan Ketua Umum PSSI Agum Gumelar juga sudah mengingatkan agar semua pihak yang bertikai agar semua pihak membuang ego masing-masing untuk mengakhiri konflik demi sepakbola Indonesia. "Semua konflik ini bisa seLesai jika kedua belah pihak membuang egonya masing-masing," tegas Agum yang mengaku prihatin atas kegagalan timnas Indonesia melangkah ke semifinal Piala AFF di Kuala Lumpur, Malaysia 2012
Ketua Masyarakat Sepak bola Indonesia (MSBI) Sarman Hakim mengatakan sanksi FIFA merupakan satu-satunya jalan untuk menyelesaikan konflik sepakbola Indonesia. "Tidak akan mungkin bisa selesai konflik tanpa adanya sanksi FIFA. Kedua pihak tidak akan mungkin berdamai," tegasnya.
Menurut Sarman yang sudah keliling dunia mengkampanyekan Piala Dunia 2022 berada di Indonesia, PSSI sejak dipimpin Djohar Arifin bukan lagi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia tetapi berubah menjadi Persatuan Sepakbola Setengah Indonesia.
"Sejak Djohar yang memimpin bukan pretasi yang hancur tetapi kepanjangan dari PSSI berubah," ujarnya.
"Bagaimana tidak berubah. Di bawah kepemimpinan Djohar terlalu gampang mémberikan kewarganegaraan melalui naturalisasi. Hàrusnya Djohar tahu bahwa naturalisasi itu sarat dengan aturan hukum negara Indonesia. Pemain tua dan tak berkualitas yang dinaturalisasi itu tidak pantas mewakili rakyat Indonesia yang berjumlah hampir 300 juta jiwa," tambah Sarman yang mengaku sudah pernah meminta Djohar mundur karena dinilainya tidak mengerti sepakbola.
Tampaknya Federasi Sepakbola Internasional (FIFA) sudah memberikan sinyal bakal memberikan sanksi. Hal ini terkait dengan tidak berakhir dualisme organisasi meski sudah dilakukan penandatanganan kesepakatan (MoU) dan pembentukan Joint Committe yang dílakukan AFC.
"Sinyal-sinyal Indonesia bakal terkena sanksi sudah ada. Kemungkinan hal ini akan dibahas Menpora dengan pihak-pihak terkait dalam waktu dekat," kata sumber yang tidak mau disebutkan namanya.
Sebelumnya, Menpora Andi Mallarangeng mengatakan pihaknya akan menghubungi AFC untuk meminta penjelasan perkembangan JC. Padahal, ia mengaku sudah mendapatkan penjelasan pihak PSSI pimpinan Djohar Arifin Husin dan PSSI versi KLB Ancol pimpinan La Nyalla Mataliti.
"Saya ingin meminta penjelasan langsung kepada AFC pihak mana yang tidak menjalankan kesepakatan yang sudah ditandatangani," katanya.
Sebelumnya, mantan Ketua Umum PSSI Agum Gumelar juga sudah mengingatkan agar semua pihak yang bertikai agar semua pihak membuang ego masing-masing untuk mengakhiri konflik demi sepakbola Indonesia. "Semua konflik ini bisa seLesai jika kedua belah pihak membuang egonya masing-masing," tegas Agum yang mengaku prihatin atas kegagalan timnas Indonesia melangkah ke semifinal Piala AFF di Kuala Lumpur, Malaysia 2012
Ketua Masyarakat Sepak bola Indonesia (MSBI) Sarman Hakim mengatakan sanksi FIFA merupakan satu-satunya jalan untuk menyelesaikan konflik sepakbola Indonesia. "Tidak akan mungkin bisa selesai konflik tanpa adanya sanksi FIFA. Kedua pihak tidak akan mungkin berdamai," tegasnya.
Menurut Sarman yang sudah keliling dunia mengkampanyekan Piala Dunia 2022 berada di Indonesia, PSSI sejak dipimpin Djohar Arifin bukan lagi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia tetapi berubah menjadi Persatuan Sepakbola Setengah Indonesia.
"Sejak Djohar yang memimpin bukan pretasi yang hancur tetapi kepanjangan dari PSSI berubah," ujarnya.
"Bagaimana tidak berubah. Di bawah kepemimpinan Djohar terlalu gampang mémberikan kewarganegaraan melalui naturalisasi. Hàrusnya Djohar tahu bahwa naturalisasi itu sarat dengan aturan hukum negara Indonesia. Pemain tua dan tak berkualitas yang dinaturalisasi itu tidak pantas mewakili rakyat Indonesia yang berjumlah hampir 300 juta jiwa," tambah Sarman yang mengaku sudah pernah meminta Djohar mundur karena dinilainya tidak mengerti sepakbola.
- ***
0 Response to "Era Baru dan Ketua Umum Baru PSSI Segera Muncul"
Post a Comment